KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala kemampuan rahmat dan hidayah-nya
sehingga penulis dapat menyelasaikan Tugas Makalah yang berjudul
“ PARAGRAF “ pada mata kuliah Bahasa Indonesia. Kehidupan yang layak dan
sejahtera merupakan hal yang sangat wajar dan diinginkan oleh setiap
masyarakat, mereka selalu berusaha mencarinya dan tak jarang menggunakan cara –
cara yang tidak semestinya dan bisa berakibat buruk. Dengan mengucap puji
syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, serta tak lupa
sholawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad Swt atas petunjuk
dan risalahNya, yang telah membawa zaman kegelaapan ke zaman terang benderang,
dan atas doa restu dan dorongan dari berbagai pihak-pihak yang telah membantu
saya memberikan referensi dalam pembuatan makalah ini. Terutama kepada search
engine google yang ikut berperan besar dalam pembuatan makalah ini.
Saya dapat menyadari bahwa masih
banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, oleh karena itu saya sangat
menghargai akan saran dan kritik untuk membangun makalah ini lebih baik lagi.
Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga melalui makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi kita semua.
Jakarta, November 2011
Tim Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kita
sering mendengar istilah paragraf atau alinea. Istilah tersebut sering
digunakan, baik dalam percakapan maupun dalam kegiatan-kegiatan pertemuan dalam
rapat, diskusi, atau seminar. Mereka yang sering menulis, baik surat, kertas
kerja, pelaporan, atau skripsi pasti menggunakan alinea dalam tulisannya.
Apabila ditanyakan definisi dari alinea maka akan bervariasi jawabannya. Alinea
merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk kita pelajari, karena sangat
berpengaruh dalam pembentukan sebuah tulisan yang menarik dan berkualitas.
Bila
kita membuat alinea,kita menuliskan sekelompok ide yang terdiri atas ide pokok
dan ide bawahan yang merupakan penjelasan tentang ide pokok.Di samping ide
pokok ini,terdapat ide pokok lainnya yang masih berkaitan dengan ide pokok
pertama.Kedua ide pokok ini merupakan bagian kelompok ide yang lebih besar.Oleh
sebab itu,ide pokok yang kedua ini diungkapkan dalam alinea berikutnya yang
disertai pula dengan ide pokok bawahan yang berupa penjelasan terhadap ide
pokok kedua tadi.Demikianlah seterusnya sehingga kita dapat membuat sebuah
karangan yang terdiri atas beberapa alinea yang mengandung kelompok-kelompok
ide yang saling berkaitan.
1.2 Rumusan
Masalah
1.
Apa yang dimaksud
dengan alinea atau paragraf ?
2.
Apa jenis-jenis
paragraf ?
3.
Apa syarat sebuah
paragraf ?
4.
Apa saja bagian
penting dari sebuah paragraf ?
5.
Apakah fungsi
paragraf ?
6.
Apa saja
unsur-unsur yang terkandung dalam alinea?
1.4 Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa
Indonesia.
2. Untuk mengetahui pengertian alinea.
3. Untuk mengetahui jenis alinea.
4. Untuk mengetahui syarat sebuah paragraf.
5. Untuk mengetahui bagian-bagian penting dalam
sebuah paragraf.
6. Untuk mengetahui fungsi paragraf.
1.5 Metode
Penelitian
Metode
yang digunakan penulis dalam mencari atau mengumpulkan data ini menggunakan
metode kepustakaan. Dimana metode ini pengumpulan data dengan cara mengkaji dan
menelaah data dari internet.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN ALINEA / PARAGRAF
Paragraf
(Alenia) merupakan kumpulan suatu kesatuan pikiran yang lebih tinggi dan lebih
luas dari pada kalimat. Alenia merupakan kumpulan kalimat, tetapi kalimat yang
bukan sekedar berkumpul, melainkan berhubungan antara yang satu dengan yang
lain dalam suatu rangkaian yang membentuk suatu kalimat, dan juga bisa disebut
dengan penuangan ide penulis melalui kalimat atau kumpulan alimat yang satu
dengan yang lain yang berkaitan dan hanya memiliki suatu topic atau tema.
Paragraf juga disebut sebagai karangan singkat. Alinea atau paragraf juga
di artikan sebagai penuangan ide atau gagasan penulis melalui kalimat atau
kumpulan kalimat yang satu dengan yang lain berkaitan dan hanya memiliki satu
topik atau tema.
Dalam
paragraf terkandung satu unit pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam
kalimat tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama atau kalimat
topic, dan kalimat penjelas sampai kalimat penutup. Himpunan kalimat ini saling
berkaitan dalam satu rangkaian untuk membentuk suatu gagasan. Panjang pendeknya
suatu paragraph akan ditentukan oleh banyak sedikitnya gagasan pokok yang
diungkapkan. Bila segi-seginya banyak, memang layak kalau alenianya sedikit
lebih panjang, tetapi seandainya sedikit tentu cukup dengan beberapa kalimat
saja.
2.2
JENIS PARAGRAF
1. Macam-macam alinea
berdasarkan letak kalimat utamanya:
1. Deduktif: Kalimat utama atau ide pokok diletakkan pada awal alinea
Contoh: Beberapa tips
belajar menjelang Ujian Akhir Nasional. Jangan pernah belajar
“dadakan”. Artinya belajar sehari sebelum ujian. Belajarlah muai dari
sekarang. Belajar akan efektif kalaubelajar kumpulan soal. Hal
ini dapat dilakukan dengan cara menjawab soal-soal di bukukumpulan
soal. Mencocokannya, lalu menilainya. Barulah materi yang tidak dikuasai dicari
dibuku.
2.
Induktif: Kalimat utama atau ide pokok diletakkan pada akhir alinea
Contoh:
Jangan pernah belajar “dadakan”. Artinya belajar sehari sebelum ujian.
Belajarlah muai dari sekarang. Belajar akan efektif kalau belajar kumpulan
soal. Hal ini dapat dilakukan dengancara menjawab soal-soal di buku
kumpulan soal. Mencocokannya, lalu menilainya. Barulah materi yang
tidak dikuasai dicari di buku. Itulah beberapa tips belajar menjelang
Ujian Akhir Nasional
3.
Variatif: Kalimat utama diletakkan pada awal dan diulang pada akhir alinea
Contoh: Beberapa tips
belajar menjelang Ujian Akhir Nasional (UAN). Jangan
pernah belajar “dadakan”. Artinya belajar sehari sebelum ujian.
Belajarlah muai dari sekarang. Belajar akanefektif kalau belajar kumpulan soal.
Hal ini dapat dilakukan dengan cara menjawab soal-soal dibuku kumpulan
soal. Mencocokannya, lalu menilainya. Barulah materi yang tidak
dikuasaidicari di buku. Oleh karena itu, maka sebaiknya para
guru memberitahukantips belajar menjelang UAN.
2. Macam-macam alinea
berdasarkan tujuannya
1.
Alinea Pembuka
Alinea
pembuka merupakan bagian dari sebuah wacana atau karangan yang paling pertama
kita temui. oleh karena situ, sebaiknya alinea pembuka itu disusun secara
menarik agar memunculkan rasa ingin tahu kepada para pembaca. Dalam alinea
pembuka sangat diharapkan dapat membimbing para pembaca untuk memasuki suatu
jalan cerita atau isi dari wacana atau dengan kata lain alinea pembuka ini
menyiapkan para pembaca untuk memasuki alinea isi. Rumusan alinea pembuka yang
baik akan menjadi pedoman untuk pengembangan karangan menuju tingkat
selanjutnya. Dengan pedoman itu maka akan tercapainya suatu kepaduan pada dalam
sebuah wacana atau karangan.
Dalam
karangan ilmiah, paragraf pembuka dapat berupa:
•
Garis besar
karangan dengan menonjolkan bagian yang dipandang penting.
•
Pemaparan isi dan
maksud judul karangan.
•
Kutipan pendapat
pakar pada bidang ilmu yang bersangkutan.
•
Sitiran dari
suatu pendapat
•
Pembatasan objek
dan subjeknya.
•
Pemaparan arti
penting masalah yang akan dibicarakan.
•
Gabungan dari
beberapa cara di atas.
Contoh :
Jacques
Cousteau lahir pada tanggal 11 Juni 1910 di St. Andre de Cubzac, Prancis. Sejak
usia 4-5 tahun, ia sudah jatuh cinta pada air. Cousteau pandai berenang dan
menyelam gara-gara waktu berusia 10 tahun dikirim ke sekolah musim panas di
Danau harvey, AS. Oarng tuanya ketika itu tinggal di sana. Seorang gurunya agak
sentimaen kepadanya. Boetz sering menghukumnya membersihkan dasar danau yang
penuh ranting dan pohon kering. Kalau tidak dibersihkan, anak-anak yang terjun
bisa celaka. Inilah asal mulanya ia semakain pandai berenang dan menyelam.
2.
Alinea Isi
Alinea
isi merupakan suatu ide pokok beserta pengembangannya dalam sebuah wacana atau
karangan. Oleh karena itu, alinea isi merupakan bagian yang esensial dalam
suatu wacana atau karangan. Maksudnya adalah alinea isi menjelaskan dengan cara
menguraikan bagian-bagian ide pokok tersebut. Dalam menjelaskannya harus
disusun dengan berurutan dan sesuai dengan asas-asas penalaran yang masuk akal
atau logis.
Ada
beberapa pola penyusunan kalimat-kalimat yang menjadi sebuah paragraf isi yang
dapat dijadikan pedoman, yaitu :
§ Pola Urutan Waktu
Dalam
pola urutan waktu, penulis mengungkapkan gagasan-gagasannya secara kronologis.
Contoh:
1. Secara Eksplisit
Maharani
Puspita Sari tidak hanya berfikir. Ia lantas mendiskusikan dengan guru atau
teman-temannya. Selanjutnya, ia pun mengadakan penelitian masalah kondisi tanah
di sekitar jalan tol. Akhirnya, remaja putri itu tercatat sebagai peseta lomba
Karya Ilmu Pengetahuan Remaja 1982 dan siswa kelas II IPA SMA Regina Pacis
(Bogor) itu tercatat sebagai pemenang harapan.
2. Secara Implisit
Ketukan
tangan kecil di daun pintu sebuah rumah di pulau Mandangin, di malam buta
pertengahan Februari yang lalu membangunkan penghuninya. Seorang bocah berseru
dari luar memberi tahu, saat berangkat sudah tiba. Yang dipanggil bangkit dari
tidurnya, berkemas, dan turun ke pantai. Si bocah yang di pulau itu disebut
Kacong, berlalu kerumah lain untuk membangunkan yang lain pula, dan beberapa
waktu kemudian sebuah perahu dengan 18 awak meluncur ke tengah laut. Nelayan
pulau Mandangin turun mencari ikan. Besok siang mungkin mereka kembali ke darat
dengan tangkapan yang lumayan, tetapi boleh jadi pula ia pulang dengan hasil
yang nihil. Malam itu adalah melam mencari nafkah. Hari itu janji batas hutang
yang ditumpuk sampai ratusan ribu rupiah untuk setiap orang tengah ditunaikan.
§ Pola Runtutan Tingkat
Dalam
pola urutan tingkat, penulis mengungkapkan gagasan mulai dari tingkat terendah
sampai dengan yang tertinggi, dari kecil sampai dengan yang besar, dan
sebagainya.
Contoh
:
Meskipun
tingkat pembangunan suatu desa berbeda dari satu desa ke desa lainnya, dari
satu negara ke negara lainnya, akn tetapi ada suatu persamaan umum yang dapat
diterima. Pertama, pembangunan diharapkan dapat memenuhi harapan semua penduduk
. Kedua, pembangunan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan akan pendidikan, dan
pendapatan penduduk desa. Ketiga, dengan pembangunan desa diharapkan pendapatan
penduduk dapat menjadi kekuatan penggerak utama di dalam berbagai bentuk yang
positif. Keempat, pembangunan desa diharapkan pula dapat menjamin keselamatan
atau jaminan dimasa mendatang. Kelima, pembangunan desa diharapkan membuka
kesempatn memajukan karir masing-masing warga desa
§ Pola Urutan Apresiatif
Pada
pola urutan apresiatif. Penulis mengungkapkan gagasannya berdasarkan, baik
buruk, untung rugi, salah benar, berguna tidak berguna, dan sebagainya.
Contoh
:
Pernyataan
bahwa business adalah unsur dari peternakan sering ditentang oleh banyak orang.
Mereka bependapat bahwa dalam pertanian yang subsistence ataupun yang primitif
beternak bukanlah suatu business tetapi, suatu cara hidup, suatu way of life.
Pandangan ini bukan sering dikemukakan dengan tandas oleh banyak pejabat yang
bertanggung jawab atasa produksi pertanian. Mungkin benar bahwa fungsi farming
is way of life, sebab produksi dicampur aduk dengan konsumsi.,sebab usaha
pertaniannya dipaterikan dengan kepuasan hidup dalam masyarakat taninya. Tetapi
haruslah disadari pula pula selama tersangkut soal produksi, dan itulah
business. Untuk menerangkan hal ini baiklah diteliti keadaan petani-peternak
yang telah maju yang telah mengubah cara ‘primitif’ dengan cara ‘modern’.
Petani-peternak terlibat dan makin lama makin terlibat dalam usaha jual dan
beli. Menjual hasilnya yang berlebihan dan membeli alat-alat, serta bahan-
bahan yang diperlukan untuk produksi. Bahkan dalam keadaan subsistence, petani
yang maju tadi berpikir seperti pengusaha, sebagai businessmen, dan selalu bertindak
secara itu.
§ Pola Urutan Tempat
Dalam
pola urutan tempat, penulis mengungkapkan gagasannya mulai dari suatu tempat
ketempat lainnya, misalnya dari atas ke bawah, dari dalam ke luar, dari kiri ke
kanan, dan sebagainya. Urutan demikian dapat dikombinasikan dengan urutan
berdasarkan tingkat pentingnya suatu tempat, dari tempat yang terpenting ke
tempat yang penting sampai tempat yang kurang penting.
Contoh
:
Sebelum
perahu bertolak ketengah laut, Suhardi disibukkan oleh tugas membenahi semua perlengkapan.
Kalau tempat yang dituju sudah dicapai, dan jaring telah ditebarkan, anak
laki-laki sembilan tahun ini meloncat ke air bersama sepotong bambu sepanjang
tiga meter sebagai pelampung. Dia harus mencebur ke air waktu malam hari sekali
pun. Tugasnya saat ini adalah membetulkan payang (jaring), atau menjaganya
jangan tersangkut didalam air. Untuk itu, dia mengapung di laut selama satu
setengah atau dua jam. Dan kembali ke perahu berbarengan dengan naiknya jaring.
§ Pola Urutan Klimaks
Pola
urutan klimaks ini hampir sama dengan pola urutan tingkat. Hanya saja, dalam
pola urutan klimaks ini terkandung adanya intensitas yang semakin menaik,
sedangkan dalam pola urutan tingkat tidak begitu ditonjolkan jadi, dalam pola
urutan klimaks, penulis mengungkapkan gagasannya dengan urutan yang setiap kali
semakin meningkat intensitasnya, dan berakhir pada gagasan yang paling intens.
Contoh
:
Dalam
film terlihat seekor kera yang semula lincah akhirnya lumpuh, dan buta setelah
dicekoki obat mencret Entro Vioform, 6 butir setiap hari selama 2 minggu.
Hadirin menarik nafas. Tetapi suasana menekan perasaan justru tambah
menjadi-jadi setelah film berakhir, dan lampu dinyalakan diruang Press Club.
§ Pola Urutan Antikimaks
Pola
urutan antiklimaks ini merupakan kebalikan dari pola urutan klimaks. Jadi, pola
urutan antiklimaks ini berangkat dari suatu yang paling intens menuju ke yang
intens sampai ke yang kurang intens. Dalam cerita rekaan (novel, cerpen,
drama), klimaks dan antiklimaks, dan setelah sampai pada puncaknya menuju ke
antiklimaksnya yang berupa penyelesaian.
§ Pola Urutan Khusus Umum
Dalam
pola urutan khusus ke umum ini, penulis mula-mula mengungkapkankan
gagasan-gagasan suatu hal yang khusus, kemudian diungkapkan keumuman atau
rampatan generalisasinya.
Contoh
:
Manusia
adalah makhluk yang sedikit empedunya, dan panjang umurnya. Kuda juga sedikit
empedunya. Demikian juga keledai, dan binatang-binatang lainnya yang serupa
itu. Jadi, semua makhluk yang sedikit empedunya berumur panjang.
§ Pola Urutan Sebab – Akibat
Dalam
pola urutan ini, penulis mengungkapkan gagasannya bertolak dari suatu akibat
atau efek terdekat dari pernyataan itu.
Contoh
:
Kalau
kemarau tengah berlangsung, sinar matahari terasa menyengat di Pulau Kambing.
Selama empat bulan semua tumbuh-tumbuhan di pulau itu merangas. Angin meniup
daun-daunnya yang kering hingga rontok ke bumi. Dari kejauhan yang kelihatan
hanya rumah penduduk. Pada saat itu, orang berpunya yang mampu membuat bak
mandi dari semen mungkin masih menyimpan persediaan air hujan. Beberapa
penduduk datang ke sana sebagai pembeli. Lima ratus empat puluh tiga sumur yang
ada disana mengeluarkan air yang asinnya persis seperti air laut. Air itu tak
dapat diminum, ataupun digunakan untuk menanak nasi
§ Pola Urutan Tanya – Jawab
Dalam
pola urutan tanya- jawab ini, penulis mula-mula mengemukakan gagasannya dalam
bentuk pertanyaan, kemudian diikuti dengan jawaban pertanyaan itu.
Contoh
:
Apa
saja yang penting untuk diperhatikan oleh seorang pemimpin diskusi agar
diskusinya dapat mencapai sasaran? Sesorang pemimpin diskusi hendaknya tidak
mendominasi jalannya diskusi. Dia bertanggung jawab mengatur agar diskusi
berjalan lancar menurut arah yang dikenhendakai pokok persoalan bersama, dan
harus menstimulir anggota diskusi untuk berpartisipasi, serta menjuruskan
kearah pemikiran. Dia pun harus mencegahadanya monopoli pembicaraan oleh
seorang peserta saja, dan kalau ada salah paham atau perbedaan pendapat harus
mengusahakan penyelesaiannya. Pada akhir diskusi, pemimpin diskusi harus
membuat ringkasan, kesimpulan atau hasil diskusi.
3. Alinea Penutup
Alinea
ini merupakan kebulatan dari masalah-masalah yang dikemukakan pada bagian
wacana atau karanan sebelumnya. Alinea ini merupakan kebulatan dari
masalah-masalah yang dikemukakan pada bagian wacana atau karanan sebelumnya.
Selain itu alinea penutup juga harus mengandung kesimpulan yang benar-benar
mengakhiri uraian wacana atau karangan tersebut. Karena bertugas untuk
mengakhiri suatu wacana, maka alinea penutup yang baik ialah yang tidak terlalu
panjang, tetapi juga tidak terlalu pendek. Akan tetapi, alinea penutup harus
menimbulkan kesan tersendiri bagi para pembaca.
Paragraf
penutup biasanya berisi simpulan (untuk argumentasi) atau penegasan kembali
(untuk eksposisi) mengenai hal-hal yang dianggap penting.
Contoh alinea penutup yang berupa
kesimpulan :
Media
cetak tergolong tertua kehadirannya di Indonesia dibandingkan dengan jenis
media lainya (radio, film, dan tv), seorang pembaca surat biasanya adalah
pendengar radio,dan penonton tv. Dengan demikian, media cetak mempunyai peranan
yang yang khas dalam penyampaian informasi. Bukan saja untuk menghidupkan
tradisi menulis, dan minat baca masyarakat, tetapi ia metupakan bagian
terpenting dalam penciptaan suasana kemasyarakatan yang dinamis, dan harmonis
dari keseluruhan sistem media komunikasi modern, baik diaderah pedesaan, dan
terlebih-lebih lagi di daerah perkotaan.
Contoh alinea penutup yang berupa
ringkasan :
Beberapa
hal yang dapat diringkaskan dari pengamatan di atas. Pertama, terdapat gejala
rendahnya mutu murid SD di seluruh Indonesia,yaitu murid SD tidak hanya mampu
mencapai 50 % standar pengetahuan yang diharapkan dapat dicapai oleh mereka.
Kedua, daerah-daerah dengan mutu murid SD yang lebih tinggi daripada rata-rata
nasional terletak di Indonesia bagian barat. Ketiga, ilmu pengetahuan alam
adalah ilmu yang paling parah diderita oleh semua murid SD, sedang matematika
mrupakan ilmu pengetahuan yang paling kaut mereka miliki. Keempat, rendahnya
mutu murid SD terjadi dalam jumlah murid yang naik dengan deras.
Contoh alinea penutup yang berupa
penekanan kembali hal-hal yang penting:
Harus
diakui bahwa ketegasan di dalam menghadapi dan memecahkan secara tepat
persoalan yang menyangkut Pancasila itu merupakan faktor penting yang
memungkinkan terwujudnya stabilitas dan pembangunan nasional. Kejadian sejarah
yang penuh ujian bagi Pancasila kiranya akan membawa bangsa ini kedalam tataran
yang lebih dalam, dan lebih penting yaitu pengalaman, dan penghayatan Pancasila
secara lebih mantap lagi. Sesudah stabilitas nasional dapat diwujudkan, dan di
dalam dasar itu eksistensi bangsa dan negara ini mempunyai landasan yang sangat
kuat, yaitu Pancasila maksud dalam sikap dan hati nurani manusia-manusia
Indonesia.
Contoh alinea penutup yang berupa
saran :
Demikianlah
peta bumi KMD. Jangkauan KMD sangat luas, meluputi sebagian besar rakya
Indonesia. Pemerintah dalam hal ini hanya sekedar memberi dorongan pada
pertumbuhan dan perkambangan pers nasional, khususnya yang terbit di
daerah-daerah. Selanjutnya para penerbit pers itu sendirilah yang harus bekerja
keras: menyusuri pantai,dan sungai-sungai, memasuki hutan-hutan, ngarai, dan
daerah-daerah pegunungan untukmmencapai masyarakat pedesaan yang menjadi
sasaran KMD.
Contoh alinea penutup yang berupa
harapan :
Mudah-mudahan
pedoman ini bermanfaat bagi usaha peningkatan sutau laporan hasil penelitian,
dan peningkatan koefisienan, serta keefektifan pengelolaan penelitian bahasa,
dan sastra. Dan untuk lebih dapat mewujudkan harapan ini, segera kritik, dan
saran para pemakai buku ini akan dimanfaatkan.
3. Macam-macam
paragraf berdasarkan isi
1.
Eksposisi
Berisi uraian atau penjelasan tentang
suatu topik dengan tujuan memberi informasi.
Contoh:
Para
pedagang daging sapi di pasar-pasar tradisional mengeluhkan dampak pemberitaan
mengenai impor daging ilegal. Sebab, hampir seminggu terakhir mereka kehilangan
pembeli sampai 70 persen. Sebaliknya, permintaan terhadap daging ayam dan telur
kini melejit sehingga harganya meningkat.
2.
Argumentasi
Bertujuan membuktikan kebenaran suatu
pendapat/ kesimpulan dengan data/ fakta konsep sebagai alasan/ bukti.
Contoh:
Sebagian
anak Indonesia belum dapat menikmati kebahagiaan masa kecilnya. Pernyataan
demikian pernah dikemukakan oleh seorang pakar psikologi pendidikan Sukarton (1992)
bahwa anakanak kecil di bawah umur 15 tahun sudah banyak yang dilibatkan untuk
mencari nafkah oleh orang tuanya. Hal ini dapat dilihat masih banyaknya anak
kecil yang mengamen atau mengemis di perempatan jalan atau mengais kotak sampah
di TPA, kemudian hasilnya diserahkan kepada orang tuanya untuk menopang
kehidupan keluarga. Lebih-lebih sejak negeri kita terjadi krisis moneter,
kecenderungan orang tua mempekerjakan anak sebagai penopang ekonomi keluarga
semakin terlihat di mana-mana.
3.
Deskripsi
Berisi gambaran mengenai suatu hal
atau keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, merasa atau mendengar hal
tersebut.
Contoh:
Gadis
itu menatap Doni dengan seksama. Hati Doni semakin gencar memuji gadis yang
mempesona di hadapanya. Ya, karena memang gadis didepannya itu sangat cantik.
Rambutnya hitam lurus hingga melewati garis pinggang. Matanya bersinar lembut
dan begitu dalam, memberikan pijar mengesankan yang misterius. Ditambah
kulitnya yang bersih, dagu lancip yang menawan,serta bibir berbelah, dia
sungguh tampak sempurna.
4.
Persuasi
Karangan ini bertujuan mempengaruhi
emosi pembaca agar berbuat sesuatu.
Contoh:
Dalam
diri setiap bangsa Indonesia harus tertanam nilai cinta terhadap sesama manusia
sebagai cerminan rasa kemanusiaan dan keadilan. Nilai-nilai tersebut di
antaranya adalah mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan
martabatnya, mengembangkan sikap tenggang rasa dan nilai-nilai kemanusiaan.
Sebagai sesama anggota masyarakat, kita harus mengembangkan sikap tolong-menolong
dan saling mencintai. Dengan demikian, kehidupan bermasyarakat dipenuhi oleh
suasana kemanusian dan saling mencintai.
5.
Narasi
Karangan
ini berisi rangkaian peristiwa yang susul-menyusul, sehingga membentuk alur
cerita. Karangan jenis ini sebagian besar berdasarkan imajinasi.
Contoh:
Jam
istirahat. Roy tengah menulis sesuatu di buku agenda sambil menikmati bekal
dari rumah. Sesekali kepalanya menengadah ke langit-langit perpustakaan,
mengernyitakan kening,tersenyum dan kembali menulis. Asyik sekali,seakan
diruang perpustakaan hanya ada dia.
2.3
SYARAT PARAGRAF
1.
Kesatuan
Yaitu semua kalimat dalam
paragraf itu secara bersama-sama mendukung satu ide atau gagasan
pokok. Jadi, tidak boleh ada kalimat sumbang atau menyimpang dari pikiran
utamanya.
2.
Koherensi
Yaitu kepaduan atau
kekompakan hubungan antara kalimat satu dengan kalimat lain dalam
paragraf tersebut. Kepaduan kalimat dalam suatu paragraf dapat dijalin
dengan penanda hubungan, baik penanda hubungan eksplisit maupun implisit.
3.
Pengembangan
Yaitu pengembangan ide atau
gagasan dengan menggunakan kalimat-kalimat pendukung.
4.
Efektif
Yaitu disusun dengan menggunakan
kalimat efektif sehingga ide bisa tersampaikan dengan tepat.
2.4
BAGIAN PENTING PARAGRAF
Disetiap alinea pasti ada kalimat yang saling berhubungan dengan kalimat
lainnya. Maka pada saat melakukan penulisan, kita harus memiliki dua buah
kalimat penting yaitu kalimat utama dan kalimat penjelas.
o
Kalimat Pokok
Biasanya diletakkan pada awal
paragraf, tetapi bisa juga diletakkan pada bagian tengah maupun akhir paragraf.
Kalimat pokok adalah kalimat yang inti dari ide atau gagasan dari sebuah
paragraf.
o
Kalimat Penjelas
Kalimat penjelas adalah kalimat yang
memberikan penjelasan tambahan atau detail rincian dari kalimat pokok suatu
paragraf.
2.5
FUNGSI ALINEA/PARAGRAF
Berikut ini merupakan fungsi paragraf:
1.
Mengekspresikan
gagasan tertulis dengan memberi bentuk suatu pikiran dan perasaan ke dalam
serangkaian kalimat yang tersusun secara logis, dalam suatu kesatuan.
2.
Menandai
peralihan (pergantian) gagasan baru bagi karangan yang terdiri beberapa
paragraf, ganti paragraf berarti ganti pikiran.
3.
Memudahkan
pengorganisasian gagasan bagi penulis, dan memudahkan pemahaman bagi pembacanya
4.
Memudahkan
pengembangan topik karangan ke dalam satuan-satuan unit pikiran yang lebih
kecil.
5.
Memudahkan
pengendalian variabel terutama karangan yang terdiri atas beberapa variabel.
2.6
UNSUR ALINEA/PARAGRAF
Alinea
adalah satu kesatuan ekspresi yang terdiri atas seperangkat kalimat yang dipergunakan
oleh pengarang sebagai alat untuk menyatakan dan menyampaikan jalan pikirannya
kepada para pembaca.Supaya pikiran tersebut dapat diterima oleh pembaca,alinea
harus tersusun secara logis-sistematis.Alat bantu untuk menciptakan susunan
logis-sistematis itu adalah unsur-unsur penyusun alinea,seperti transisi
(transition),kalimat topik (topic sentence),kalimat pengembang (development
sentence),dan kalimat penegas.
Kalimat-kalimat
yang membangun paragraf pada umumnya dapat diklasifikasikan atas dua macam,
yaitu (1) kalimat topik atau kalimat utama, dan (2) kalimat penjelas atau
kalimat pendukung.
Kalimat
topik atau kalimat utama, biasanya ditempatkan secara jelas
sebagai kalimat awal suatu paragraf. Kalimat utama ini kemudian
dikembangkan dengan sejumlah kalimat penjelas sehingga ide atau gagasan
yang terkandung kalam kalimat utama itu menjadi semakin jelas.
Ciri kalimat topik adalah:
1.
Mengandung
permasalahan yang potensial untuk dirinci atau diuraikan lebih lanjut
2.
Merupakan kalimat
lengkap yang dapat berdiri sendiri
3.
Mempunyai arti
yang cukup jelas tanpa harus dihubungkan dengan kalimat lain
4.
Dapat dibentuk
tanpa bantuan kata sambung dan frasa transisi.
Ciri kalimat penjelas adalah:
1.
(Dari segi arti)
sering merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri.
1.
2.
Arti kalimat kadang-kadang baru jelas setelah dihubungkan dengan
kalimat lain dalam paragraf.
2.
Pembentukannya
sering memerlukan bantuan kata sambung dan frasa transisi.
3.
Isinya berupa
rincian, keterangan, contoh, dan data lain yang mendukung kalimat topik.
Kalimat-kalimat penjelas atau
kalimat-kalimat bawahan itu menjelaskan kalimat topik dengan empat
cara, yaitu:
1.
Dengan ulangan,
yaitu mengulang balik pikiran utama. Pengulangannya biasanya menggunakan
kata-kata lain yang bersamaan maknanya (sinonimnya).
2.
Dengan pembedaan,
yaitu dengan menunjukkan maksud yang dikandung oleh pikiran utama dan
menyatakan apa yang tidak terkandung oleh pikiran utama.
3.
Dengan contoh,
yaitu dengan memberikan contoh-contoh mengenai apa yang dinyatakan dalam
kalimat topik.
4.
Dengan
pembenaran, yaitu dengan menambahkan alasan-alasan untuk mendukung ide pokok.
Biasanya kalimat pembenaran itu diawali/disisipi kata “karena, sebab”.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Alinea
tidak lain dari suatu kesatuan pikiran, suatu kesatuan yang lebih tinggi atau
lebih luas dari kalimat. Alinea bertujuan untuk memudahkan pengertian dan
pemahaman dengan menceraikan suatu tema dari tema yang lain serta memisahkan
dan menegaskan perkataan secara wajar dan formal.
Alinea
memiliki tiga macam yaitu, alinea pembuka, alinea penghubung dan alinea
penutup.
Syarat
pembentukan alinea adalah kesatuan, koherensi dan perkembangan alinea.
Berdasarkan
penempatan ide pokok pada alinea,alinea dibagi menjadi 4 jenis yaitu alinea
deduktif,alinea induktif,alinea campuran,alinea deskriptif.dan berdasarkan cara
mengembangkan ide dan alat bantu yang digunakan untuk menjaga kesinambungan
pengungkapan ide atu keruntunan ide dapat dibagi dalam sepuluh bagian, diantaranya
alinea definisi,alinea contoh,alinea perbandingan,alinea analogi,alinea klimaks
atu induktif,alinea anti klimaks atu deduktif,alinea campuran alinea
sebab-akibat ,alinea proses,alinea deskriptif.
Untuk
menyusun alinea secara logis-sistematis diperlukan alat bantu berupa
unsur-unsur penyusun alinea,seperti transisi (transition),kalimat topik (topic
sentence),kalimat pengembang (development sentence),dan kalimat penegas
(punch-line) keempat unsur penyusun alinea tersebut,terkadang muncul secara
bersamaan,terkadang pula hanya sebagian yang muncul dalam sebuah alinea.
3.2 SARAN
Pembaca
yang budiman, kami sadar bahwa masih banyak kekurangan yang kami miliki, bak
dari segi tulisan maupun bahasa yang kami sajikan, oleh karena itu kami
berpesan kepada pembaca,ambilah sesuatu yang psitif dari sebuah coretan
yang kami buat,dan semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kami
mapun pembaca.dan menjadi wawasan kita dalam memahami bahasa kita
sendiri dan sebagai kata,marilah terus berusaha untuk menggapai sebuah cita-cita
yang luhur.
DAFTAR PUSTAKA
No comments:
Post a Comment