April 21, 2017

Kepemimpinan


Nama: Indira Rahma
Kelas: 2 SA 01
NPM: 13615346

1. Definisi Kepemimpinan

Menurut Wahjosumidjo (2005: 17) Kepemimpinan diterjemahkan kedalam istilah sifat-sifat, perilaku pribadi, pengaruh terhadap orang lain, pola-pola, interaksi, hubungan kerja sama antarperan, kedudukan dari satu jabatan administratrif, dan persuasif, dan presepsi dari lain-lain tentang legitimasi pengaruh.

A. Dale Timple (2000: 58) mengartikan Kepemimpinan adalah proses pengaruh sosial di dalam mana manajer mencari keikutsertaan sukarela dari bawahan dalam usaha mencapai tujuan organisasi. Dengan kepemimpinan yang dilakukan seorang pemimpin juga menggambarkan arah dan tujuan yang akan dicapai dari sebuah organisasi. Sehingga dapat dikatakan kepemimpinan sangat berpengaruh bagi nama besar organisasi.

Miftah Thoha (2010: 9) berpendapat bahwa Kepemimpinan adalah kegiatan yang memengaruhi perilaku orang lain, atau seni memengaruhi perilaku manusia baik perorangan maupun kelompok.

Menurut C. Turney (1992) dalam Martinis Yamin dan Maisah (2010: 74) mendefiniskan Kepemimpinan sebagai suatu group proses yang dilakukan oleh seseorang dalam mengelola dan menginspirasikan sejumlah pekerjaan untuk mencapai tujuan organisasi melalui apsikasi teknik-teknik manajemen.

George R. Terry (Miftah Thoha, 2010: 5) mengartikan bahwa Kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi orang-orang supaya diarahkan mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya.

2. Pentingnya Kepemimpinan dalam Perusahaan

Kepemimpinan penting sekali bagi pengelolaan perusahaan karena kepemimpinan adalah modal yang sama pentingnya dengan kepercayaan dan kreativitas, kepemimpinan menggabungkan kreativitas dan kepercayaan menjadi sebuah usaha yang efektif dan berpengaruh luas dan hidup, usaha yang dibangun tanpa kepemimpinan hanya akan menjadi usaha yang tidak berkembang.

Dengan adanya kepemimpinan yang baik maka niscaya akan memberntuk usaha semakin berkembang dan menjadi besar, serta banyak orang yang mau berkerja untuk anda. Kepemimpinan dibentuk secara bertahap, sejalan dengan tumbuhnya usaha (kompinasi dari pengetahuan, pengalaman, keterampilan, cara mengarahkan dan penerimaan)

3. Fungsi Kepemimpinan dalam Perusahaan

Fungsi Kepemimpinan menurut Kartini Kartono adalah memadu, menuntun, membimbing, membangun, membangkitkan motivasi kerja, mengemudikan organisasi, menjalin jaringan-jaringan komunikasi yang baik, memberikan supervise yang efisien.

Menurut Hadari Nawawi (1995: 74), fungsi kepemimpinan berhubungan langsung dengan situasi sosial dalam kehidupan kelompok masing-masing yang mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada di dalam, bukan berada di luar situasi itu. Pemimpin harus berusaha agar menjadi bagian di dalam situasi sosial kelompok atau organisasinya.

Menurut Hadari Nawawi, secara operasional dapat dibedakan lima fungsi pokok kepemimpinan, yaitu:

  • Fungsi Instruktif


Pemimpin berfungsi sebagai komunikator yang menentukan apa (isi perintah), bagaimana (cara mengerjakan perintah), bilamana (waktu memulai, melaksanakan dan melaporkan hasilnya), dan dimana (tempat mengerjakan perintah) agar keputusan dapat diwujudkan secara efektif. Sehingga fungsi orang yang dipimpin hanyalah melaksanakan perintah.

  • Fungsi Konsultatif


Pemimpin dapat menggunakan fungsi ini sebagai komunikasi dua arah. Hal tersebut digunakan manakala pemimpin dalam usaha menetapkan keputusan yang memerlukan bahan pertimbangan dan berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya.

  • Fungsi Partisipasi


Dalam fungsi ini, pemimpin  berusaha mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya. Baik dalam pengambilan keputusan, maupun dalam melaksanakannya. Setiap anggota kelompok memperoleh kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam melaksanakan kegiatan yang dijabarkan dari tugas-tugas pokok, sesuai dengan posisi masing-masing.

  • Fungsi Delegasi


Pemimpin memberikan pelimpahan wewenang untuk membuat atau menetapkan keputusan. Fungsi ini sebenarnya adalah kepercayaan seorang pemimpin kepada orang yang diberi kepercayaan dengan melaksanakannya secara bertanggung jawab. Fungsi ini harus diwujudkan karena kemajuan dan perkembangan kelompok tidak mungkin diwujudkan oleh seorang pemimpin seorang diri.

  • Fungsi Pengendalian


Fungsi ini berasumsi bahwa kepemimpinan yang efektif harus mampu mengatur aktifitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif, sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal. Dalam melaksanakan fungsi pengendalian, pemimpin dapat mewujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi, dan pengawasan.

Kemudian menurut Yuki (1998), fungsi kepemimpinan adalah usaha mempengaruhi dan mengarahkan karyawan untuk bekerja keras, memiliki semangat tinggi, dan memotivasi. agar mencapai tujuan organisasi.

Fungsi kepemimpinan yang hakiki adalah:

  • Selaku penentu arah yang akan ditempuh dalam usaha untuk mencapai tujuan.
  • Sebagai wakil dan juru bicara organisasi dalam hubungan dengan pihak luar.
  • Sebagai komunikator yang efektif.
  • Sebagai integrator yang efektif, rasional, objektif, dan netral.


4. Gaya Kepemimpinan dan Implikasinya dalam Perusahaan


Pengertian gaya kepemimpinan yang disampaikan oleh Davis dan Newstrom (1995) adalah pola tindakan pemimpin secara keseluruhan seperti dipersepsikan atau diacu oleh bawahan. Gaya kepemimpinan adalah pola tingkah laku yang dirancang untuk mengintegrasikan tujuan ogranisasi dengan tujuan individu untuk mencapai tujuan terjentu (Heidjrachman dan Husnan, 1993)Sedangkan menurut Tjiptono (2001) gaya kepemimpinan adalah suatu cara yang digunakan pemimpin dalam berinteraksi dengan bawahannya. Pendapat lain menyebutkan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola tingkah laku (kata-kata dan tindakan-tindakan) dari seorang pemimpin yang dirasakan oleh orang lain (Hersey, 2004).

Mengimplementasikan peran kepemimpinan sebagai penentu arah, dalam arti kata pemimpin mengarahkan pengikutnya ke arah pencapaian tujuan organisasi. Jika pemimpin tidak memahami kondisi pengikut, maka untuk menggerakan kearah tujuan organisasi mustahil akan tercapai. Oleh kaerna itu, para pemimpin di dalam bertindak sebagai penentu arah, bagaikan alat (kompas) penentu arah yang digunakan oleh seorang nahkoda di tengah laut kemana tujuan dan sasaran yang dituju.

April 3, 2017

Franchise

NAMA: Indira Rahma

KELAS: 2 SA 01
NPM: 13615346


1. Definition of Franchise

Franchising is a method of distributing goods or services. A franchise is a type of business in which someone (the franchisee) agrees to pay certain fees and obey certain rules for the right to sell the goods or services of an established company (the franchisor) and benefit from its business methods, trade secrets, goodwill, professional training, and operating assistance. ( Eric C. Perkins, 2008 )

Barbara Beshel (2001) stated that franchise is the agreement or license between two legally independent parties which gives: (1) a person or group of people (franchisee) the right to market a product or service using the trademark or trade name of another business (franchisor), (2) the franchisee the right to market a product or serice using the operating methods of the franchisor, (3) the franchisee the obligation to pay the franchisor fees for these rights, and (4) the franchisor the obligation to provide rights and support to franchisees.

2. Types of Franchise

Franchising includes three basic types of systems: tradename franchising, product distribution franchising, and pure franchising. Each of these forms of franchising allows fanchisees to benefit from the parent company's identity.

  • Tradename Franchising involves being associated with a brand name, such as True Value Hardware or Western Auto.  In tradename franchising, a franchisee purchases the right to become identified with the franchisor's trade name without distributing particular products exclusively under the manufacturer's name
  • Product Distribution Franchising involves licensing the franchisee to sell specific products under the manufacturer's brand name and trademark though a selective, limited distribution network. This system is commonly used to market automobiles (General Motors and Toyata), gasoline products (Exxon and Chervron), soft drink (Pepsi Cola and Coca-Cola), bicycles, appliances, cosmetics, and other products).
  • Pure Franchising (or comprehensive or business format franchising) involves providing the franchisee with a complete business format. This highly structured relationship includes a license for a trade name, the products or services to be sold, the physical plant, the methods of operation, a marketing strategy plan, a quality control process, a two-way communications system, and the necessary business services. The franchisee purchases the right to use all of the elements of a fully integrated business operation. Business format franchising is the most common and the fastest growing of the three types of franchising, accounting for 85.1 percent of all franchise outlets in the United States.7 It is common among fast-food restaurants, hotels, business service firms, car rental agencies, educational institutions, and many other types of businesses. ( IFA Educational Foundation, 2004 )

3. Risks of Franchising

Obviously there are many risks that arise when vending a fanchise. 

The first risk for the franchisee can be the rules from the franchisor, such as the restriction to do the marketing, the inventory or in changing the program hours. This is one of the reasons why the contract between the parties must be read through all the rules and regulations.

A second risk is the reduced profit, because the franchisers take a considerable amount of the franchisee incomes. It is recommended to do a heavy research on how much money are expected to make and if the investment in worth.

The last and the most important risk is the success of the franchise, which can be a big risk if the franchisee depends on the franchise support. Location, service, and the economy all play into whether the franchise will succeed, and no one can predict the outcome of any of these.
( Miles D. Anthony, 2011 )



Bibliography

Anthony, Miles D., Risk Factors and Business Models: Understanding the Five Forces of Enteprenurial Risk and the Causes of Business Failure, Paperback, 2011, Froida.

Bashel, Barbara, An Introduction to Franchising, The IFA Educational Foundation, 2001, Washington, DC.

Perkins, Eric C., & Laughter, Justin M., Fundementals Of Franchising Your Business, Hirschler Fleischer Corp., 2008.